Rabu, 29 Agustus 2012

TUHAN KITA BERSAMA


Dalam zaman dan era manapun kerinduan dan pencarian akan Tuhan terus berlangsung, kebutuhan ini melebihi kebutuhan primer. Setiap pencari akan menemukan yang dicarinya seperti seseorang yang datang ke istana raja, mungkin dia akan bertemu dengan raja, pangeran atau penjaga istana paling tidak. Apa dan siapapun yang dijumpainya bukan menjadi persoalan dan jangan menjadi belenggu pengetahuan karena semuanya TELAH TIBA DI ISTANA RAJA.

 

Raja memiliki banyak cara untuk memuaskan rakyatnya, bukankah pangeran adalah juga raja masa nanti ? Demikian juga dengan pelayan raja, dia adalah sumber pengetahuan tentang raja, kerajaan dan istana kerajaan. Semua tamu raja akan memperoleh kepuasan dari raja, bahkan dapat melihat istana juga suatu anugerah karena istana adalah sisi terdepan dimana raja dan pangeran berada.

 

Raja kerap memberikan hadiah kepada siapapun yang dapat menyenangkan pangeran karena pangeran adalah kecintaan dan harapan raja. Raja lah yang mendidik pangeran dan tatkala raja berhalangan sang pangeran adalah pengganti raja. Surat dari raja ada di tangannya dan dia juga adalah utusan raja. Membahagiakan pangeran sama dengan membahagiakan raja.

 

Tuhan mengutus nabi2nya bak waktu berjalan, semua nabi adalah utusannya dan mulia di zamannya. Nabi Ibrahim, Ayah tauhid kita umat manusia di terima oleh hampir semua orang berakal dan ahli kitab. Yahudi, Nasrani dan Muslim berada dalam koridor toleransi dan keramahan akal. Karena ego kesukuan, bangsa dan ketamakan jabatan, kita mulai pecah saat kitab suci tiba di bumi. Kebencian dan kesombongan merobek dan mengkoyakkan kain yang telah kita pintal bersama. Kini Yahudi, Nasrani dan muslim tak lagi duduk dalam meja yang sama, kebersamaan telah tergerus dan kecurigaan yang sangat akan satu sama lain menjadi menu keseharian kita. Semua mengaku yang terbaik dan benar, padahal memang ahli kitab adalah pemegang kebenaran. MUSA, ISA DAUD DAN MUHAMMAD seolah menjadi seteru, atau diadu dan menjadi bahan perdebatan sengit.

 

Apakah kita bisa bersatu kembali bak dahulu ? Bukankan agama adalah alat pemersatu untuk mengenal tuhan yang sama dan satu ? OO  tuhan kumpulkan kami kembali dalam kesatuanmu, lenyapkan dengki dalam diri kami juga dari saudara2 kami, kembalikan kami dalam azalimu.

 

MARILAH KITA MENYEMBAH TUHANNYA IBRAHIM-, Tuhan kita bersama dimana kita bersepakat dalam satu kalimat. ATAU MARILAH KITA BERSAMA MENYEMBAH TUHAN YANG AKAN MEMATIKAN KITA. BUKAN TUHAN YANG TIDAK BERDAYA DAN TAK BERBUAT APA APA.

 

Salam hormat kepada SANG RAJA, PANGERAN, PANGERAN2 PENERUS DAN PANGERAN2 PENERUSNYA .HINGGA AKHIR ZAMAN. Maafkan kami oo Tuhan tak perduli dengan nama apa Kau disebut dan dipuji. Sungguh Tuhan Ibrahim adalah Tuhanku dan Tuhan kalian jua. Sampai jumpa di altar mulia Tuhan..